>

Cepat Mendengar Lambat Berbicara

Ibadah hari Minggu Gereja Toraja. 16 Septermber 2018

Luar biasa kasih Tuhan! Itulah yang ingin saya katakan ketika mendengar khotbah ini. Khotbah yang dapat menjadi renungan bagi semua orang, secara khusus orang Kristen yang percaya. Khotbah ini bertama "Cepat Mendengar Lambat Berbicara."
fullmelodies.com Cepat Mendengar Lambat Berbicara
Cepat Mendengar Lambat Berbicara - pixabay.com
Seperti biasanya, khotbah dalam Gereja Toraja selalu mengangkat 3 bahan bacaan Alkitab. Namun karena ini, saya hanya membahas seputar renungan saja, maka kita hanya akan mengambil ayat dan bahan Alkitab yang sesuai dengan renungan di bawah ini.

"Cepat Mendengar Lambat Berbicara"

Bahan Bacaan:

Yesaya 50:4-9a
Yakobus 3:1-12

Cepat mendengar lambat berbicara! Ungkapan ini tidak asing lagi dan sudah sering dikhotbahkan sebelumnya. Tapi tetap saja, ini sangat menarik untuk dibahas. Tuhan menciptakan manusia dengan sangat luar biasa! Bahkan semua ciptaan diciptakan sedemikian rupa dan spesial.

Dengan hikmatnya, Ia telah menciptakan manusia dengan organ tubuh yang sangat baik dan kompleks. Hal ini seharusnya dapat menjadi jawaban bagi setiap orang yang masih ragu dengan keberadaan Tuhan. Bayangkan saja, jika manusia tidak diciptakan dengan berdasarkan hikmat yang luar biasa, maka tidak mungkin organ tubuh dari mulai yang terlihat sampai yang tidak terlihat secara kasat mata dapat bekerja sama.

Kembali ke tema khotbah kita hari ini. Manusia diberikan 2 mata untuk melihat, diberikan sepasang tangan dan kaki untuk bekerja, diberikan 2 telinga untuk mendengar tapi hanya diberikan satu mulut saja. Berdasarkan tema kita hari ini, kita dapat menarik kesimpulan bahwa manusia diberikan sepasang telinga berarti manusia harus lebih banyak mendengar dan mulut yang hanya satu sehingga manusia harus sedikit berkata-kata, atau dengan kata lain lebih banyak mendengar dari pada berkata-kata.

Mulut yang di dalamnya ada lidah merupakan salah satu organ yang sangat penting dan menjadi sangat krusial dalam hubungan sosial manusia. Berapa banyak dari kita yang memahami, mengapa lidah dapat merasakan berbagai macam rasa? Pahit, manis, asam dan asin hanya dirasakan di lidah. Hal ini menunjukkan bahwa lidah pun dapat menghasilkan semua rasa itu di dalam hati orang-orang di sekitar kita.

Kita sering mendengar ungkapan "mulutmu harimaumu" atau "lidah lebih tajam dari pedang bermata dua", atau pun yang lebih ekstrim lagi, "lidah tak bertulang tapi sangat keras!" Dari ungkapa-ungkapan tersebut, dapat diketahui bahwa lidah itu sangat hebat.

Mari kita lihat pembacaan kita dari Yakobus 3:1-12, di mana lembaga Alkitab memberikan tema dosa karena lidah.

Pada ayat 2, sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang yang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

Wow! Luar biasa lidah ini, Sekali pun ia adalah organ yang kecil namun dapat mengendalikan seluruh tubuh. Dalam pembacaan kita, manusia mengenakan kekang pada mulut kuda dan kuda itu menurutinya atau pun kapal yang berlayar di laut, meskipun besar namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang kecil berdasarkan kehendak juru mudi.

Demikian juga lidah, meskipun kecil namun dapat membawa dampak yang luar biasa dalam kehidupan manusia. Api yang kecil dapat membakar hutan yang luas. Lidah pun demikian, ia pun adalah api. Sekali pun organ yang kecil namun dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan. 

Bahkan, pada ayat 7 dan 8, dengan hikmat manusia dapat mengendalikan dan menjinakkan semua binatang buas di bumi namun tidak dengan lidah. Banyak orang berhikmat dalam berbagai hal tapi hikmat untuk mengendalikan lidah ditemukan. Tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.

Lidah tak bertulang namun sangat keras. Betapa kerasnya lidah sehingga ia mampu menusuk hati orang-orang di sekitar kita. Terkadang tanpa disadari, kita mengatakan sesuatu yang menyakitkan sesama kita. Namun sering kali, kita memang sengaja menggunakan kata-kata kita untuk menjatuhkan, mempermalukan dan menceritakan keburukan orang lain.

Dalam kitab Amsal, dengan lidah, seseorang dapat memadamkan kegeraman raja, orang yang dapat mengendalikan lidah dan perkataannya lebih dari pada orang yang merebut kota. Hal ini sesuai dengan tema kita yang mengatakan bahwa manusia harus cepat mendengar dan lambat untuk berbicara. Karena di dalam setiap perkataan, di dalam banyaknya perkataan maka akan banyak juga pelanggaran.

Pada ayat 9 dan 10, dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hai ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.

Mengapa? Karena mulut dan lidahmu diciptakan untuk memuji memuliakan Allah. Tidak ada alasan untuk mengutuk sesamamu. Adakah sumber mata air yang sama memancarkan air tawar dan air asin? Tidak! Jika kamu memuji Allah namun mengutuk manusia, kamu seperti memancarkan air asin dan air tawar dari mata air yang sama yang artinya tidak akan mungkin pernah bisa. Dengan kata lain, kamu hidup dalam kemunafikan, bukan hanya di hadapan manusia tetapi juga dihadapan Allah. Bagaimana mungkin kamu dapat memuji Allah tapi mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah?

 Jika demikian, apakah kita tidak boleh berbicara dan menjadi pendiam yang sediam-diamnya? Bukan seperti itu! Intinya adalah bagaimana kita dapat mengendalikan lidah kita, mengendalikan setiap perktaan. Ada banyak orang yang saat marah melampiaskannya dengan kata-kata kasar. Pada akhirnya, mereka menyesal telah mengucapkan kata yang tidak seharusnya.

Bagaimana mengendalikan lidah dan perkataan? Cepat mendengar, lambat berkata-kata dan lambat untuk marah. Dalam suatu pelayanan-Nya, Yesus menyembuhkan seorang yang tuli dan gagap. Yesus menyembuhkan telinga orang itu terlebih dahulu dan seketika itu juga orang tersebut dapat berkata-kata (Markus 7:31-37). Saat kita mendengar lebih banyak maka kita dapat berbicara. Jangan sampai, kita tidak tahu pokok dari suatu permasalahan namun ikut nyemplung berkomentar. Jika sungai itu dalam maka saudara dapat hanyut!

Mari kita lihat pembacaan kita pada Yesaya 50:4-9a. Pasal ini adalah nubuat tentang kedatangan Mesias, yaitu Tuhan Yesus. Tuhan Yesus dengan perkataan-Nya memulihkan banyak orang dan membawa pengajaran yang menuntun kepada jalan kehidupan. Namun pada suatu waktu, ketika Ia dijatuhi hukuman karena dosa-dosa kita, Ia tidak berkomentar apapun untuk membela diri-Nya sekalipun Ia sama sekali tidak bersalah. 

Mengapa? Karena Yesus menuruti perintah dan taat kepada Bapa-Nya. Jika kita juga dapat taat kepada perintah Yesus maka kita tidak akan dipermalukan. Banyak dari kita yang sering bersilat lidah karena tidak ingin direndahkan, tidak ingin disalahkan atau merasa dipermalukan. Namun, Tuhan Yesus memberi teladan yang sangat luar biasa dan menakjubkan. Ia tidak perlu membela diri-Nya, sekalipun direndahkan karena Ia tahu bahwa Allah Bapa telah membenarkan-Nya.

Jika kita bersilat kata, apakah kita merasa telah menang saat lawan bicara kita diam? Apakah kita merasa puas jika telah membalas maki-makian dan perkataan keras seseorang? Orang Kristen yang percaya tidak akan merasa puas dengan semua itu. Bahkan sebaliknya, jika mereka terlanjur dengan perkataannya mereka akan menyesal karena telah membuat hati sesamanya terluka. Tidak peduli siapa yang salah dan siapa yang benar.

Baiklah kita semua memiliki sikap yang sama seperti Yesus. Ia tetap diam dengan semua tuduhan palsu yang ditujukan terhadap-Nya, tetap diam saat ditampar dan diludahi karena Ia tahu, Allah telah menolong dan Ia tidak akan mendapat noda.

Saat kita difitnah atau saat kita seolah-olah menjadi pihak yang disalahkan, marilah kita diam dan tetap mendengar dengan penuh kerendahan hati. Karena ketika kita melawan dengan cepat berbicara dan menjawab padahal belum cukup mendengar maka kemungkinan besar kita malah memperkuat tuduhan tersebut.

Banyak orang yang cepat marah karena tidak mendengar secara seksama. Menjawab sebelum pertanyaan selesai adalah hal yang bodoh. Namun jawaban yang tepat pada waktunya mendatangkan sukacita. Ingat! Karena perkataanmu dapat menggambarkan seluruh karaktermu. Hubunganmu dengan lingkungan sebagian besar dipengaruhi oleh perkataanmu terhadap sesama.

Marilah kita, sebagai umat percaya yang telah diselamatkan, untuk selalu mengedepankan sikap cepat mendengar dan lambat berbicara. Marilah kita menggunakan lidah kita untuk berkata-kata yang membawa berkat bagi semua orang dan jangan sampai perkataan kita melukai sesama kita. Terpujilah nama Tuhan, Haleluya! Amin.

Demikianlah khotbah yang bertemakan "Cepat Mendengar Lambat Berbicara." Lidah tak bertulang, tapi cukup keras bahkan sangat keras. Lidah dapat menyayat hati seseorang hanya dengan sedikit perkataan. Marilah kita menjaga lidah dan perkataan kita, agar hanya digunakan untuk perkataan yang membangun dan untuk kemuliaan nama Tuhan. Semoga bermanfaat dan terima kasih, Tuhan Yesus berkati!

Dapatkan Artikel Baru Gratis Via Email:

0 Response to "Cepat Mendengar Lambat Berbicara"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel