>

Khotbah Kristen Jangan Memandang Muka

Ibadah Gereja Toraja, Minggu, 9 September 2018

Selamat hari Minggu, Tuhan Yesus berkati! Khotbah ini merupakan salah satu khotbah yang sangat menginspirasi tentang cara hidup dengan sesama. Setelah mendengarkan khotbah ini, saya menemukan satu lagi jawaban dari pertanyaan saya selama ini tentang kasih Yesus. Kasih Yesus yang luar biasa terhadap seorang perempuan Siro-Fenisia yang percaya.

Dalam ibadah setiap hari Minggu di Gereja Toraja terdapat 3 bahan bacaan Alkitab, 4 dengan Mazmur Pujian. Pada kesempatan ini dalam sebuah renungan Kristen singkat maka kita hanya akan membaca bagian Alkitab yang sesuai dengan pembahasan Khotbah atau renungan berdasarkan tema yang akan kita angkat, "Jangan Memandang Muka".
jangan memandang muka yakobus 2:1-13
Jangan Memandang Muka

Khotbah : "Tema Jangan Memandang Muka"

Bahan bacaan :

1.Yakobus 2:1-13
2. Matius 7:24-30

Syalom! Mengawali khotbah saya saat ini, saya ingin mengajukan pertanyaan, Apakah Tuhan yesus mengasihi kita sebelum atau sesudah Ia mengenal kita? Sebelum mengenal atau sesudah?? Saya akan menjawab bahwa Tuhan Yesus mengasihi saya sejak dahulu kala, tanpa peduli siapa saya.

Bagaimana dengan kita yang hadir pada saat ini? Apakah kita mengasihi seseorang hanya jika kita telah mengenal mereka?

Sering kali dalam kehidupan, kita hanya akan mengasihi seseorang yang kita kenal terlebih dahulu. Saya akan mengasihimu jika kamu mengasihi saya. Jika kamu sudah membantu saya maka saya juga akan mengasihimu. Jika saya mengenalmu sudah lama dan tahu sifatmu maka saya akan mengasihimu.

Jika jemaat saat ini masih berpikir demikian maka pepatah "Tak kenal maka tak sayang, tak sayang kama tak cinta" berlaku dalam hidup saudara. Prinsip yang tidak cocok digunakan dalam kehidupan orang percaya. Kehidupan orang percaya harus memegang teguh prinisp kasih tanpa syarat!

Kasih tanpa syarat adalah kasih yang tidak memandang muka, tidak memandang status sosial, tidak memandang kedudukan dan jabatan seseorang. Kasih tanpa syarat adalah kasih yang tidak peduli terhadap siapa kasih itu ditujukan. Demikan pun Tuhan Yesus telah mati bagi kita semua karena kasih-Nya yang tidak bersyarat.

Pada pembacaan kita saat ini, dengan jelas dalam kitab Yakobus dikatakan jangan memandang muka. Apa yang terjadi sejak zaman dahulu sampai era saat ini semua dapat dijelaskan oleh Alkitab. Firman Tuhan tidak pernah usang, terbukti dengan contoh sikap hidup dalam kehidupan manusia.

Dari dulu sampai hari ini, jika seseorang masuk ke dalam suatu perkumpulan maka mereka yang bling-bling dan tampil mewah akan mendapat penghormatan dari pada orang biasa-biasa saja. Pada ayat yang ke 4 dari Yakobus 2 pembacaan kita, "Bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat?

Saudara-saudara, janganlah iman dan kasih itu kita amalkan dengan memandang muka. Tak kenal maka tak sayang tidak berlaku dalam kehidupan kita orang percaya dalam hal mengasihi karena kita menerima kasih tanpa syarat dari Tuhan Yesus.

Mari kita lihat pembacaan kita yang kedua dari Markus 7:24-30. Saat itu, Yesus bersama-sama dengan murid-murid-Nya pergi ke daerah Tirus, bangsa yang bukan Yahudi. Kedatangannya yang diam-diam tidak dapat dirahasiakan. Seorang ibu dari yang anaknya kerasukan roh jahat segera mendengar kabar tentang kedatangan Yesus SEGERA datang dan tersungkur di kaki Yesus.

Ibu ini seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia, bukan bangsa Yahudi tanpa pikir panjang segera menemui Yesus. Dengan hanya bermodalkan kerendahan hati, ia memohon kepada Yesus agar roh jahat itu diusir dari anaknya.

Namun apa jawab Yesus kepada perempuan itu?

Ayat 27 : Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."

Wow! Dahsyat dan keras kata-kata Tuhan Yesus ini. Bukankah kata-kata Yesus ini terdengar rasis? Apakah Tuhan Yesus memang hanya datang untuk bangsa Israel saja?

Ada 2 hal yang ingin disampaikan oleh Tuhan Yesus dalam pernyataannya tersebut.

Yang pertama, Yesus ingin menguji hati murid-murid-Nya. Saat Yesus berkata seperti itu kepada Perempuan Siro-Fenisia ini, murid-murid-Nya pun setuju dan membenarkan bahwa Yesus datang hanya untuk Bangsa Yahudi. Hal ini tentu saja berlawanan dengan maksud Yesus yang sesungguhnya. Yang Yesus inginkan dari murid-murid-Nya pada saat Yesus mengatakan itu adalah menunjukkan belas kasihan. Yesus ingin agar murid-murid-Nya mengasihi perempuan yang sedang memohon ini agar Yesus bersedia menyelamatkan anaknya.

Yang kedua, Yesus ingin menguji hati perempuan ini. Apakah ia sungguh-sungguh datang kepada Yesus dengan percaya atau hanya untuk meminta kesembuhan saja. Apa yang dikatakan oleh perempuan Siro-Fenisia setelah mendengar perkataan Yesus?

Ayat 28 : Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan dari remah yang dijatuhkan oleh anak-anak."

Saat kita meminta pertolongan dari seseorang yang kita anggap mampu menolong kita namun jawabannya, "Kamu bukan bagian dari kami!" Huh, bukankah langsung melemahkan hati kita? Banyak dari kita yang akan menjawab, "OK pak, kalau begitu saya pulang saja..." Toh, orang yang kita datangi tidak peduli atau kah kita akan lari karena malu atas penolakan tersebut.

Tapi berbeda dengan perempuan Siro-Fenisia ini. Ia dengan rendah hati dan sadar bahwa ia bukan dari orang Yahudi dan bersiap menyamakan dirinya dengan seekor anjing untuk mendapatkan belas kasihan dan pertolongan.

Ayat 29 : Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."

Pada akhirnya, kita mengetahui bahwa Tuhan Yesus sama sekali tidak rasis. Ia berkata demikian untuk menyampaikan maksud kedatangannya bahwa semua orang dan semua bangsa dapat memperoleh berkat keselamatan di dalam-Nya jika mereka mau percaya dan dengan sungguh mengimani keselamatan itu.

Salah satu pelajaran berharga pada ayat yang terakhir pembacaan kita adalah tentang berkat Tuhan.

Ayat 30 : Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu sedang berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.

Yang datang kepada Tuhan adalah ibu dari orang yang sakit itu tapi yang sembuh adalah anaknya. Dengan kata lain, berkat Tuhan itu mengalir bagi setiap keluarga yang mau saling mendoakan. Saat kita datang kepada Tuhan maka percayalah bahwa berkatnya mengalir dan melimpah. Saat kita memohonkan berkat bagi sesama kita maka bukan hal yang mustahil bagi Tuhan untuk mengabulkannya.

Marilah, kita saling mendoakan dan saling mengasihi satu sama lain sehingga berkat Tuhan Yesus nyata atas semua umat-Nya. Mengasihi semua orang tanpa terkecuali dan tanpa syarat dan hidup tanpa memandang muka. Terpujilah Nama Tuhan, Haleluya! Amin.

Demikianlah salah satu khotbah dengan tema "Jangan Memandang Muka". Ada pelajaran berharga dari setiap renungan Kristen seperti ini jika kita sungguh-sungguh yakin dan percaya bahwa kuasa Tuhan nyata di dalam hidup setiap kita.

Semoga bermanfaat, Tuhan Yesus berkati!

Dapatkan Artikel Baru Gratis Via Email:

0 Response to "Khotbah Kristen Jangan Memandang Muka"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel